RSS

ANAKKU MENJADI PEMBANGKANG

Anak-anak adalah harta yang paling berharga, buah cinta yang terlahir karena harapan dan impian dari kedua orang tuanya. Tapi terkadang perjalanan menuntun si buah hati pada kenyataan yang tidak hanya manis namun pahit. Dan ini sering terjadi, pada sebagian anak yang mungkin hidup di antara kita. Mereka di hadapakan pada kenyataan berat yang sulit mereka terima.
Dan cerita ini adalah salah satu kisah yang dapat anda ambil hikmahnya.
Saat itu datang seorang sahabat hanya untuk mencurahkan isi hatinya, dia mengatakan “ kepala saya pusing apa yang harus saya lakukan, ketika anak saya menjadi seorang pembangkang dan saat ini dia mendapati hukuman di asrama”. Lalu saya terdiam sejenak berfikir sebuah jawaban yang mungkin bisa menjadi sebuah jawaban yang mendasari pada penyebab kenapa si anak menjadi pembangkang. Lalu saya memutar ulang waktu mengingat kembali memori di saat saya duduk di bangku SMP, saya pun mengalami hal yang sama, senang main melawan pada orang tua merasa diri paling benar. Lalu saya tarik kesimpulan dan mengatakan “mba yang sabar, rata-rata anak remaja seusia itu memang senang membangkang karena diri merasa benar mungkin sedang masa perlaihan mba, mba yang sabar terus pantau dia terus didik dia dengan kelembutan mba” lalu sahabat saya mengatakan “ tapi dia tidak pernah faham selalu melanggar aturan, kayanya harus di tampar saja, nakal”. Lalu saya mengatakan “jangan mba, segitu anak mba gak nakal mba”. Karena saya tahu Rinda memang salah satu korban perceraian dari pernikahan Mba Korin dengan suami pertamanya. Lalu saya teringat dengan keponakan saya yang senang membangkang, senang sekali marah-marah dan kelakuannya gak karuan. Lalu saya mengatakan” mba kasus Rinda sama keponakan saya sama, suka sekali membangkang masalahnya itu anak ada beban, dia tertekan selama bertahun-tahun atas kejadian yang membuat dia merasa berbeda dengan anak yang lainnya, mba keponakan saya juga seperti itu. Malah selalu mengatakan mati itu indah daripada hidup gak di sayang, tapi saat ini sudah tidak terlalu seperti itu, sekarang dia berubah karena perhatian yang extra dari kami keluarganya. Ibunya sibuk kerja ayahnya entah kemana gak ada kabar, nah Rinda juga gitu. Nakal salah satu cara untuk mendapat perhatian mba, dengan cara itu mba disibukan olehnya, mba datang ke asrama dan Rinda bisa melihat mba. Jikapun dia marah-marah itu ada emosi yang tertahan yang tak bisa ia ungkapkan selama ini. Di seperti itu hanya ingin di anggap ada, mendapat perhatian”. Lalu mba Korin menjawab “mungkin iya, saya jadi sedih kenapa seperti itu”
Karena mba Korin masih menganggap Rinda nakal, maka saya ceritakan hal-hal yang mungkin sedikit saya fahami dari pengalaman orang lain. Lalu saya ceritakan saja secara detail tentang kisah teman-teman saya yang memang bernasib seperti Rinda. Dahulu ada teman saya, dia satu kelas dengan saya. Bahkan di kelas satu SMP dia terkenal anak cewek yang paling nakal. Kerjaannya berkelahi dengan anak sekolah tetangga hanya memperebutkan cowok, dan itu gak keren. Suatu ketika saya pernah lewat jalan gang kecil dekat kelas saya, saat itu saya habis jajan dengan Sinta, lalu saya kaget melihat Fani sedang berciuman dengan Sendi. Aku terdiam ketakutan masalahnya saya takut di tuduh sengaja dan mengganngu, Fani galak sekali saya takut dia marah. Lalu saya mengatakan “ maaf saya tidak sengaja, permisi” aku dan Sinta kaget bukan main ketika Fani bilang “ tunggu, gimana?? Aku serasikan ma Sendi?” kami merasa lega hanya itu yang dia katakan, kami pikir dia akan marah karena kami mengganggu mereka. Lalu saya mengatakan “ cocok banget, kalian sama-sama tinggi cocok sekali”. Hal yang mungkin terjadi pada setiap anak yang merasa terbuang dalam keluarga yang di anggap nya gagal dan berbeda. Suatu hari Fani pernah tidak masuk sekolah dan yang terjadi adalah dia selalu mencoba bunuh diri karena tekanan yang di alaminya. Bahkan Fani pun saat itu mungkin tidak tahu cara bagaimana menghilangkan luka, yang terukir jelas di hidupnya akibat perceraian kedua orang tuanya. Merasa terabaikan, merasa terbuang, merasa tak di sayangi dan merasa berbeda adalah hal yang selalu menghantui anak seperti itu. Fani dahulu anak yang berprestasi saat duduk di bangku SD, namun karena tekanan itu dia berubah menjadi anak yang liar, malas dan tak punya tujuan hidup. Bukan hanya Fani anak yang menjadi korban dari perceraian orang tua, di kelas saya juga tepatnya teman sebangku Fani yaitu Kiki sama dia adalah salah satu korban perceraian juga. Bahkan  dia lebih liar dan beringas, dia pernah menampar teman saya Ricky karena salah faham, hobinya berkelahi dengan kakak kelas. Mengatakan bahwa pacaran dan memberikan kepuasan pada pacar adalah hal yang membanggakan. Dan itu mereka memang salah, tapi kesalahan yang mereka buat bukan atas kemauan mereka. Mereka nakal hanya mencari bahagia yang hilang dalam dirinya, mencari orang yang di anggapnya mampu memberi kebahagiaan membuatnya lebih berarti tapi cara mereka salah terkadang terjerumus pada sex bebas dan obat  terlarang, Fani senang sekali melakukan hubungan sex bahkan tanpa rasa malu dia ceritakan pada kami sebagai kisah yang di anggapnya menarik, dan Kiki pecandu obat-obatan terlarang. Guru kami tidak ada yang tau yang dilakukan Kiki dan Fani. Anak seperti itu butuh kesabaran yang extra, perhatian yang extra, kasih sayang yang extra, dan bimbingan khusus yang extra. Bukan dengan kekerasan mendampingi mereka, bukan dengan amarah mendidik mereka. Jelas hati mereka pilu, apa tega di tambah dengan sikap kasar salah satu dari orang tua mereka yang mengurusnya. Mereka tidak bisa di katakan gagal, mereka tidak bisa di katakan benar atau salah, mereka hanya salah satu korban dari kehidupan berat yang belum siap mereka terima.
Saat itu mba Kori langsung terdiam, dan mengatakan “ amit-amit anak saya jangan seperti itu. Aku harus sering mengunjungi nya di asarama” lalu saya mengatakan “ya mba buat hidup dia lebih berarti buat dia merasa berharga, agar punya harapan dan tujuan hidup”.
Saya memang melihat Fani dan Kiki saja saat Smp kasihan meski takut dengan mereka, inilah hidup berat yang harus mereka hadapi. Peran orang tua sangat bertanggung jawab untuk membimbing langkahnya agar meraih impian nya dan dapat menjalani hidupnya, bukan menyalahkan anak kenapa nakal???? Apa maunya??? Harus di hukum atau bagaimana. Tapi pelajari dahulu sebabnya, pelajari dampaknya, fahami dulu isi hatinya. Selami pikirannya, baru anda dapat mengambil kesimpulan dan mengetahui hal apa yang harus anda lakukan untuk buah hati anda. hati-hati bagi anda para orang tua, bukan hanya kegagalan atau perceraian yang dapat merubah anak anda menjadi seorang pembangkang, tapi kurang nya perhatian orang tua yang sibuk bekerja akan memberikan dampak jenuh pada anak, membuat anak malas hidup di antara anda.  mereka akan lari dan mencari hal yang membuat mereka menarik, dan ingat bahaya pergaulan bebas mengintai anak anda. nah bagi anda lihat anak anda dengan hati, jangan melihat anak anda apa yang hanya terlihat saja. Kenali gejalanya sebabnya saat anak anda berubah menjadi pembangngkang, liar dan tak bisa di atur. Mereka makhluk yang manis, anugerah Tuhan yang luar biasa, jangan biarkan mereka salah arah, kegagalan anak adalah kegagalan orang tuanya. Bukan hanya anak yang salah tapi peranan anda sebagai orang tua pun ikut salah dalam hal ini. Jangan mudah menyalahkan anak. Sama-sama selami masalah ini pecahkan dengan kasih sayang bukan dengan cara kasar.
Semoga kisah dan cerita ini dapat memberi wawasan bagi anda para orang tua. Sayangi anak anda....fahami anak anda....buatlah mereka merasa berharga agar punya tujuan hidup dan semangat hidup!!!
Salam cinta............. J


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: