RSS

USIAKU TIDAK MUDA LAGI - SAAT ORANG BERTANYA KAPAN NIKAH? DAN AKU TAK MEMPUNYAI JAWABAN YANG TEPAT

Dalam kehidupan yang kita jalani, terkadang kita tidak mendapatkan apa yang kita harapkan. Suasana , keadaan dan hal-hal yang kita harapkan malah menghilang dan menjauh. Seperti apa yang aku rasakan saat ini, terkadang begitu penat menjalani ini, tak berujung seolah selalu dalam situasi yang sama dan membuat hari-hari semakin jenuh.
Wajah yang nampak di luar terlihat tanpa beban, bahkan beberapa menyangka bahwa dengan keadaan yang aku jalani ini mereka bilang “ di usia seperti ini aku seperti orang yang gak mikir untuk melangkah ke arah yang lebih baik atau menjalin hubungan yang serius lalu menikah!”
Jika boleh jujur hati tetap lah sama seperti mereka menjerit dalam kesulitan, menangis dalam keheningan dan tetap berdoa di kala yang lain terlelap tidur. Selama ini aku hanya berusaha agar tetap semangat dan mampu menjalani kehidupan yang kadang membuat sedih.
Usiaku sudah tidak muda lagi, beberapa mengatakan bahwa aku perempuan tua. Ya perempuan tua… apa yang mereka katakan sedikit banyak memang melukai perasaanku. Tapi apa boleh buat, aku tak bisa melakukan apa-apa untuk merubah keadaan dalam sekilas dan itu adalah hal yang sangat sulit.
Kerap aku mengunjungi rumah sahabat hanya sekedar bersilaturhami atau kebetulan ada suatu urusan, hati kadang sedih sekali dan berkata “ kapan aku seperti mereka? Memiliki suami dan anak, hidup berkeluarga lebih baik daripada sendiri”.
Harapan itu hanya aku panjatkan lewat doa, hanya doa yang bisa aku lakukan dan berusaha mendapat keridhoanNya.
Pernah suatu k etika, saat itu aku pulang kerja dan di jalan berpapasan dengan teman SD sambil menggendong anaknya, lalu aku sapa dan akupun tersenyum, tapi sedih sekali ketika dia berkata “ eh kemana aja? Kapan nikah? Kamu gak ada kerjaan terus gagal gak jadi nikah?”. Hal yang mungkin menurut mereka adalah perkataan yang sederhana namun mampu membuatku berfikir seharian, apalagi mengingatkan tentang suatu kegagalan bukanlah hal yang menyenangkan. Apakah ada wanita di dunia ini yang ingin pernikahannya gagal? Saya pikir tidak, tapi aku yakin bukan hanya aku yang mengalami kegagalan di belahan bumi banyak wanita perkasa yang kuat menghadapi kenyataan yang sama seperti apa yang aku alami.
Pekerjaan sedikit banyak membuatku melupakan masa kesendirianku, bekerja sebagai pendidik memang membutuhkan mental dan kesabaran yang extra. Anak-anak meski kadang-kadang membuat pikiran lelah tapi kadang mereka juga bisa menghiburku dengan kepolosannya
Tapi ada kejadian yang selalu ku ingat hingga kini, sebagai pendidik aku percaya setiap orang saling menjaga privasi dan rahasia rekannya. Itu yang selalu aku usahakan bahwa saling menghargai dalam lingkungan pendidikan itu hal yang utama. Aku menjadi tenaga pendidik di tiga sekolah, tempat yang paling nyaman diantaranya ada di dua sekolah. Dan satu sekolah di antara ketiga sekolah tersebut ada hal yang membuatku kurang nyaman. Selalu saja ada orang yang usil, salah satu rekanku mengatakan umurku yang sudah tak muda lagi dan bilang ke anak-anak dan itu dia katakan tepat di depan wajahku sendiri hingga akhirnya salah satu anak berkata “ ibu kenapa belum menikah? Ibu kan yang paling tua di antara guru-guru yang lain?” aku hanya tersenyum dan tak menjawab. Memang pertanyaannya sedikit banyak melukai hatiku, tapi aku memakluminya karena dia masih polos dan berkata bukan maksud yang lain. Rekanku memang aneh, kadang aku merasa kurang suka dengan sikap rianya dan merasa paling wah. Tapi sudahlah itu memang urusannya, apapun yang ia katakan jika memang itu mampu membuatnya merasa menang aku tak akan meruntuhkan kemenangannnya, anggap saja ini adalah kemenangannya karena merasa berhasil membuat saya sedih. Tapi sebenarnya saya disini belajar banyak, belajar memahami karakter. Bukan hanya karakter anak yang aku pelajari, tapi karakter rekan ku pun aku mencoba mempelajarinya. Memang ada sedikit ketidak nyamanan tapi sudahlah , aku tak mau merasa kalah dengan apa yang telah di perbuatnya. Anggap saja ini hanya angin lalu yang suatu saat nanti akan berlalu.
Namun, hal ini ternyata membuat aku terus berfikir. Kenapa hingga saat ini yang aku alami hanya gagal, gagal dan gagal. Hingga akhirnya aku mencoba mengevaluasi diri aku. Dan kadang aku menyerah merasa sudahlah nanti pasti ada peghujung penantian.
Kadang begitu sangat mudah nya seseorang berkata tanpa berfikir apakah ini mampu melukai perasaan seseorang ataupun tidak? Kadang bukan hanya teman dan saudara yang bertanya kapan nikah? Tapi tetangga pun ikut bertanya tentang pertanyaan yang aku sendiri tidak tahu kapan hal tersebut akan terjadi.
Kondisi tubuhku tidak sebagus masa muda, bahkan badanku terlalu over untuk saat ini, aku bingung aku pun merasa tak pantas untuk siapapun , mengingat aku memiliki segudang bahkan lebih kekurangan yang aku miliki. Kadang aku berfikir apakah akan ada orang yang mau menerima sejuta kekuranganku dengan kelebihan yang masih bisa di hitung dengan hitungan jari?
Dulu aku ingat sekali, merasa menyesal menyia-nyiakan masa mudaku percaya pada satu orang yang aku anggap saudara. Janji-janjinya , omongannya hingga aku rela melepaskan beberapa orang yang mengajakku serius dengan alasan aku tak tega meninggalkan yang selama ini aku anggap saudara (sahabat).
Dia selalu mengatakan “jangan pernah tinggalkan aku, aku tak sanggup hidup tanpa kamu. Berjanjilah kamu tak akan menikah, maka akupun tak akan menikah hingga tua” waktu 7 tahun bukanlah waktu yang singkat, apalagi persahabatan kita di mulai di bangku kuliah, berjuang bersama dan mengikuti beberapa tes pekerjaan bersama. Bagaimana bisa aku berfikiran buruk tentang sahabatku, yang selama ini aku pikir aku mengenalnya dengan baik. Aku selalu percaya apa yang dikatakannya adalah tulus dan benar. Aku korbankan semua kebahagiaanku dan berusaha membahagiakannya. Dulu memang tak ada kebohongan saat masih muda, hingga akhirnya aku tahu tentang kenyataan pahit. Suatu ketika dia mengirimku kabar bahwa dia akan segera menikah. Bagaimana aku tidak kecewa?? Dia melarangku untuk tidak menikah, menjauhi semua laki-laki yang berusaha mendekatiku….sementara dia sahabatku akan segera menikah dengan gadis yang aku sendiri tidak pernah melihatnya. Saat itu aku merasa di curangi, aku merasa di bohongi. Aku korbankan kebahagiaanku hanya untuk memenuhi janji palsu dan kebohongannya. Mulutnya terlalu manis, entah kenapa aku mampu menjalani apa yang dia mau. Kecewa bukan karena terbakar api cemburu tapi kecewa dengan semua yang telah ia lakukan, aku hanya tak menyangka sahabat yang selama ini aku bela mati-matian tega bermain curang di belakangku. Untuk sesaat aku menjauh…mencoba meredam rasa kecewa dan sakitku. Aku saat itu sulit di hubungi aku sering mematikan handphone ku berharap tak mendapat kabar darinya. Hingga ia mnegirim pesan “ kamu berubah, ada apa denganmu? Dasar tolol selama ini kita hanya bersahabat. Apa kamu cemburu karena aku akan menikah?”                                                                           
Perkataanya seperti orang amnesia, selama ini ia selalu berusaha mengagalkan hubunganku dengan pria yang srius yang saat itu mengajakku menikah, menggagalkan sebuah hubungan yang saat itu mencoba aku jalin dengan yang lain.
Hatiku sedih sekali, kecewa dengan kecurangan yang ia lakukan, entah dia ingat atau tidak tentang apa yang ia katakan. Tapi saat ini aku hanya sebatas kecewa dan enggan sekali bertemu dengannya.
Dengan semua kebohongannya , perkataanya. Dia sering mengatakan hal yang menyakitkan saat kita berdebat atau adu mulut karena beda pendapat. Emosinya selalu meledak, saat itu aku masih bisa menerimanya dan dalam beberapa hari kita akur kembali.
Tapi aku sadar apa yang telah kamu perbuat sahabat….
Jika aku boleh berkata saat ini, aku ingin mengatakan betapa aku kecewa dengan sikapmu yang seolah lupa akan semua janjimu. Aku sedih … kamu yang selalu mengatakan .”jangan menikah?? Bagaimana denganku jika kamu menikah? Jangan tinggalkan aku sendiri, kamu satu-satunya temanku” perkataan yang sering kamu katakan dan kenyataanya kamu sendiri yang akan menikah. Jika dulu aku membatalkannya demi menemanimu dan tak sanggup mendengar apa yang kamu katakan dan membuat hatiku sedih, aku yakin sedikitpun kamu tak akan pernah peduli dengan keadaanku jika kamu berada di posisiku. Terbukti dengan hal ini yang seolah kamu lupa apa yang telah kamu katakan.
Kamu berjalan di atas kecuranganmu, mestinya kamu tak lakukan itu. Kenapa selama ini kamu menghalangi ku..dan berjalan seolah tak peduli dengan ku.
Aku belajar meski ternyata memang sahabat, tak selamanya bisa setia dan tulus tentang semua yang di katakannya, ada saat nya mereka hilap…lupa dengan apa yang mereka perbuat. Sudahlah aku saat ini hanya berusaha melupakan apa yang kamu perbuat,  jika memang kamu tak sadar dengan apa yang kamu katakan, atau malah pura-pura lupa aku berusaha untuk tidak memperdulikan semua janjimu lagi. Atau mungkin dulu kamu mengatakan ini hanya sebatas bercanda. Tapi aku?? Tak berfikir demikian….
Mungkin semua kegagalan karena aku sendiri yang menyia-nyiakan orang yang serius dan tulus dalam menjalani sebuah hubungan. Hanya saja saat itu aku lebih berfikir bahwa sahabat lebih berharga di bandingkan yang lain, aku pikir bahwa semua nya tidak akan seperti ini. Entah kenapa kata-katannya mampu membiusku.
Tapi aku hanya sebatas kecewa dengan semua kecurangannya, tapi dia juga dulu adalah orang yang baik orang yang tulus gak pernah ada kebohongan, jika saat ini dia melakukan ini aku faham, mungkin dia takut jika aku menikah sementara dia sendiri, sendiri tak ada teman yang bisa d ajak curhat, atau takut sekedar tak ada teman yang mengisi kekosongan…
Tak ada satu kejadian tanpa rencana dari Sang Maha Kuasa, semua telah di atur sedemikian rupa dan serinci mungkin. Aku hanya manusia biasa, belajar menerima kekecewaan, kegagalan dan kesedihan. Tapi yang paling penting di sini Allah mengajarkanku agar aku belajar memaafkan, belajar bersabar dan belajar untuk tidak putus asa.
Aku percaya di balik ini semua pasti ada hikmah besar di dalamnya, semoga Allah mempertemukanku dengan orang yang tulus dan jujur, dan memaafkanku karena pernah menyia-nyiakan mereka yang pernah serius denganku.
Sahabatku… jika kau anggap aku berbeda menjauh dan dingin…bukan karena cemburu, tapi hanya kecewa dengan semua kecuranganmu. Dan berharap aku bisa melupakan apa yang telah kamu perbuat dan melupakan semua yang kamu katakan.
Aku tak pernah sanggup meninggalkanmu dalam keadaan sendiri, aku tak pernah tega melihatmu menahanku dan bilang jangan pergi….tapi aku belajar darimu jika kamu sanggup dan tega , maka akupun akan belajar tak peduli dengan semua keadaan ini. Aku akan belajar sama sepertimu…aku tak penting dan aku tak berharga, maka aku akan menempatkanmu di tempat yang tak lagi utama bagiku.
Berusaha melupakan kecurangan mu sulit setelah sekian lama kita bersama, saling berjanji dan saling menjaga. Tapi kejarlah yang menjadi tujuan dan kebahagiaanmu sahabat….maaf aku bukan sahabat terbaik bagimu, ini aku tahu dari sikap curang yang telah kamu lakukan.

Aku bukan orang yang bisa kamu dengar, aku buka orang yang bisa kamu lihat dan aku bukan orang yang bisa kamu hargai. Karena kamu telah menyia-nyiakan waktu dan kepercayaanku. Kamu telah mempermainkan kehidupanku, kamu telah curang. Dan kamu berhasil membuatku kecewa…kelak semoga kamu sadar, untuk berjalan tak harus curangi yang lain…aku tahu tak ada satupun manusia yang tak luput dari hilap…selamat semoga semuanya lancar. Doakan aku agar aku bisa menerima semua kecuranganmu…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS